Minggu Paskah. 27 Maret 2016 [Yohanes 20:1-9]
“Maka masuklah juga murid yang dikasihi Yesus, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya (Yoh 20:8).”
Apa yang Kamu lihat dalam kubur yang kosong? Melihat kubur yang kosong, Maria Magdalena ketakutan, sedih dan bingung. Dimana Yesus? Apakah Dia dipindah ke makam lainnya? Apakah seseorang mencuri tubuh-Nya? Petrus, pemimpin para rasul, tidak mengerti kenapa kubur menjadi kosong dan pulang kebingungan. Semua hal-hal yang terjadi di sekitar mereka sungguh sangat menyedihkan. Yesus dikhianati, ditolak, disiksa, disalib dan sekarang dia hilang!
Dulu Ia adalah seorang pengkhotbah karismatik, tapi kemudian, Ia mati. Dulu Ia adalah seorang pemimpin inspirasional, tapi kemudian Ia dikubur. Dulu Dia disambut sebagai raja dan Mesias, namun kemudian Dia disalibkan oleh orang-orang yang menyambut Dia. Bahkan makam di mana tubuhnya terbaring, tidak luput dari kekejaman ini. Semua harapan hancur, semua mimpi pudar, dan semuanya hanya kekosongan dan kegelapan, seperti kubur yang kosong.
Ketika semuanya tampak begitu tidak masuk akal dan putus asa, satu satu murid tidak menyerah. Ia adalah murid yang mengasihi Yesus dan dikasihi Yesus. Sungguh, kasih menjadi titik nadir perubahan. Hanya mata kasih yang dapat menembus kubur yang kosong dan paling gelap dan melihat makna di dalamnya. Bagi mereka yang mengasihi, Yesus tidak hilang, dan bahkan tidak mati. Ia hidup, hadir dan penuh bersemangat. Paskah adalah sebuah perayaan akan iman kita yang mengusir kehampaan makna, akan harapan yang menang atas keputusasaan. Dan semua ini, hanya mungkin bila ada kasih yang mengalahkan segalanya. Seperti St. Paulus yang berkata, “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1 Kor 13:13). “
Paskah adalah waktu bagi kita untuk belajar untuk melihat dengan mata sang rasul yang mengasihi Yesus, untuk melihat melalui mata kasih. Sebagai sang rasul melihat Tuhan yang bangkit di kubur yang kosong, kita akan melihat Kristus yang bangkit di dalam kekosongan hidup ini. Dengan mata kasih, seorang ibu tidak akan melihat bayi di dalam rahimnya hanya sebagai penyusup atau beban berat, tapi sebuah hidup yang memegang masa depan yang cerah. Dengan mata kasih, seorang istri tidak akan melihat suaminya yang tua, sakit-sakitan dan penuh dengan ketidaksempurnaan sebagai sebuah kesalahan, tapi sebuah jiwa pemberani yang telah mendedikasikan hidupnya bagi dia.
Pada tahun 2006, setelah presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, memenangkan pemilu, dia mengadakan operasi Murambatsvina, ‘pembersihan sampah.’ Ia memerintahkan pembongkaran rumah-rumah mereka yang menolak untuk memilih dia selama pemilu. Lebih dari 700.000 orang menyaksikan rumah mereka dibuldoser. Mereka menjadi pengungsi di tanah air mereka sendiri dan harus memulai hidup mereka lagi dari puing-puing reruntuhan. Di tengah-tengah kehancuran ini, ada sebuah tenda plastik kecil, bernama ‘the Young Generation Pre-School.’ Ini adalah rumah bagi seorang wanita muda bernama Evelyn, dan dia menggunakan tenda ini sebagai sekolah. Ada sekitar belasan murid-muridnya di bawah usia delapan tahun, hampir semua mengidap HIV-positif dan TB. Kadang-kadang ada makanan untuk makan, tetapi biasanya, tidak ada. Namun, Evelyn tidak pernah menyerah mengurus anak-anak ini dan bahkan anak-anak menyanyikan lagu-lagu menyambut gembira setiap kali ada tamu yang mengunjungi mereka. Romo Timothy Radcliffe, OP pernah mengunjungi dan melihat kondisinya, ia bertanya mengapa dia melakukan itu. Dia hanya punya satu alasan sederhana bahwa dia menkasihi anak-anak begitu banyak dan memang menemukan makna dan sukacita dalam apa yang dia lakukan.
Paskah adalah waktu ketika Yesus bangkit, mengalahkan kematian, memperbaharui kemanusiaan kita rusak dan dunia yang remuk. Dan semua ini berawal di kubur yang kosong. Sekarang pertanyaan adalah: Apa yang Kamu lihat di kubur yang kosong?
Selamat Hari Paskah!
Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno,OP
