Imam Sebesar Biji Sesawi

Minggu dalam Pekan Biasa ke-27 [2 Oktober 2016] Lukas 17: 5-10

“Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja…(Luk 17:6)”

mustard-seed-in-bottleMembaca Injil hari ini, tampaknya memiliki iman itu membuat kita memiliki kekuatan super. Jika saya memiliki iman, saya dapat menanam padi di dasar laut. Jika saya memiliki iman, saya bisa membuat mobil Lamborghini dari tumpukan sampah. Jika saya memiliki iman, saya bisa mengubah suara saya seindah Ed Sheeran. Tapi, iman tidak seperti itu. Iman bukanlah pertunjukan sulap untuk menghibur kita. Iman bukanlah jawaban instan bagi keinginan-keinginan kita. Namun, benar adanya bahwa bahkan iman terkecil pun dapat membuat berbedaan yang berarti dalam hidup kita.

Yesus berbicara tentang iman dalam ukuran biji sesawi, dan ini melambangkan iman kita yang kecil. Namun walaupun kecil, iman kita dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam hidup kita, bahkan melakukan hal-hal yang mustahil. Benar, hidup kita praktis tidak berubah. Kita masih berjuang dengan kesulitan keuangan. Kita masih harus berurusan dengan bos yang buat stres atau dosen teror. Kita tetep harus melalui kemacetan luarbiasa setiap hari, terutama di kota-kota besar seperti Manila dan Jakarta. Kita bergulat dengan berbagai penyakit yang menjangkiti tubuh kita, dan kita tidak tahu bagaimana untuk membayar obat dan biaya perawatan. Ya, hidup kita tidak berubah, namun pada saat yang sama, iman kecil kita akan membuat hidup kita menjadi baru. Bagaimana ini mungkin?

Dengan iman, kita diberdayakan untuk percaya pada Tuhan yang tak terlihat. Jika kita mampu melihat Tuhan yang tidak terlihat, kita juga bisa menemukan kasih dan rahmat-Nya yang tak terlihat dan bekerja dalam hidup kita. Tuhan tidak tidur dan tidak membiarkan kita berjuang sendirian dengan berbagai permasalah hidup. Kita mengingat Petrus, orang yang imannya kecil, yang berusaha untuk berjalan di atas air, tapi gagal dan mulai tenggelam. Dalam iman kecilnya, ia melihat Yesus memegang tangannya dan ia diselamatkan. Seperti Petrus, kita jatuh ke samudra permasalahan dan kesulitan, tapi kita tidak tenggelam karena dengan iman kecil kita, kita melihat Yesus memegang tangan kita.

Kita belajar dari banyak orang kudus. Iman mereka tidak membuat hidup mereka lebih baik. Banyak, seperti St. Fransiskus dari Assisi dan St. Martin de Porres, tetap miskin sepanjang hidup mereka. Banyak yang masih berurusan dengan berbagai masalah, seperti Bunda Teresa Kalkuta yang berjuang untuk mempertahankan karya amal dan Kongregasi mudanya, atau St. Bernadette Soubirous yang menanggung sakit luar biasa akibat TBC tulang. Bahkan tidak sedikit juga dengan kejam disiksa dan dieksekusi karena iman ini. Tapi, iman kecil yang mereka memiliki justru membuat mereka lebih murah hati, lebih tekun, dan bahkan bahagia di tengah-tengah ini pencobaan. Sebagai St. Lorenzo Ruiz, martyr pertama Filipina dan juga Dominikan awam, berseru ketika ia hendak dieksekusi di Jepang, “Saya seorang Katolik dan sepenuh hati menerima kematian bagi Allah; jika saya memiliki seribu nyawa, semua ini akan saya persembahkan kepada-Nya. Iman tidak menghapus penderitaan kita, tetapi memberdayakan kita untuk melihat Allah yang bekerja dan ini cukup untuk mengubah siapa kita.

Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

Leave a comment