Mengabaikan Yesus

Minggu Kedua dari Masa Biasa [A]

19 Januari 2020

Yohanes 1: 29-34

joseph marie lagrangeKita memulai masa biasa pada tahun liturgi ini. Di Gereja Katolik, kita memiliki tiga siklus tahun liturgi: A, B, dan C. Di setiap tahun, kita memiliki serangkaian bacaan yang berbeda. Pada tahun A, bacaan Injil terutama dari Injil Matius, sementara tahun B dari Markus dan tahun C dari Lukas. Injil Yohanes tidak memiliki tahun yang khusus, tetapi bacaan dari Yohanes tersebar di sepanjang tahun, terutama di masa Paskah.

Bacaan pertama biasanya diambil dari Perjanjian Lama dan secara tematis terkait dengan bacaan Injil. Sementara bacaan kedua berasal dari surat-surat para rasul seperti St. Petrus, St. Yohanes dan surat kepada orang-orang Ibrani, namun mayoritas bacaan kedua berasal dari surat-surat St. Paul. Bacaan kedua memiliki urutannya sendiri dan tidak harus secara tematis terkait dengan Injil. Alasan di balik mengapa kita memiliki pengaturan liturgi semacam ini adalah untuk membantu kita untuk membaca Kitab Suci bersama dengan Gereja. Jika kita dengan setia menghadiri misa setiap hari Minggu, atau bahkan setiap hari, dan memperhatikan bacaan, kita akan memiliki pemahaman umum yang baik tentang Kitab Suci dan khususnya kehidupan dan karya Yesus.

Namun, tidak semua Alkitab ada dalam tahun liturgi ini. Jika kita pergi setiap hari untuk berpartisipasi dalam Ekaristi selama tiga tahun, kita hanya mendengarkan sekitar 30 persen dari Alkitab. Kita masih memiliki 70 persen untuk menyelesaikan Alkitab! Karena itu, sangat disarankan agar kita mengambil inisiatif untuk membaca Alkitab sendiri. Tiga hingga empat bab sehari, dan semoga, dalam waktu satu tahun, kita dapat membaca seluruh Alkitab.

Salah satu “penyakit berat” yang menjakiti umat Katolik dewasa ini adalah ketidaktahuan akan Kitab Suci. Ketika saya bertanya kepada beberapa orang Katolik apakah mereka memiliki Alkitab, mereka dengan mantab menjawab bahwa mereka memiliki Alkitab, dan pada kenyataannya, mereka memiliki lebih dari satu Alkitab di rumah. Namun, ketika saya menanyakan apakah mereka membaca Alkitab secara teratur, hanya sedikit yang akan menjawab dengan yakin.

Tugas membaca Alkitab semakin sulit di zaman kita karena generasi muda atau genarasi milenial dan generasi Z, meskipun berpendidikan tinggi, lebih suka bermain gadget elektronik daripada membaca buku. Ya, sekarang mudah untuk menginstal Alkitab di ponsel kita, tetapi meluangkan waktu untuk membacanya adalah hal lain. Dengan begitu banyak aplikasi lain yang bersaing dalam perangkat genggam kita, membaca Firman Tuhan dengan mudah dikesampingkan, dan bahkan kadang-kadang kita lupa ada Kitab Suci di HP kita.

St. Heronimus mengingatkan kita bahwa mengabaikan Kitab Suci adalah sama saja dengan mengabaikan Kristus. Memang, sangat mudah untuk mengatakan “Aku cinta Yesus”, tetapi dalam kenyataannya, kita mengabaikan Dia karena kita tidak pernah membaca atau mendengarkan dengan penuh perhatian Kitab Suci. Santo Paulus di awal surat pertamanya kepada jemaat Korintus mengingatkan kita bahwa kita dipanggil untuk orang-orang kudus. Dan kekudusan bagi Paulus tidak lain adalah hidup di dalam Kristus, tetapi bagaimana kita dapat hidup di dalam Kristus, jika kita tidak mengenal Kristus, lebih buruk mengabaikannya? Membaca Alkitab setiap hari dapat menjadi tindakan sederhana namun konkret untuk mengasihi Yesus, dan pada kenyataannya, jalan menuju kekudusan saat kita menjadi semakin mirip Kristus.

Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

Leave a comment