Engkaulah Terang Dunia

Minggu ke-5 Waktu Biasa [A]
5 Februari 2023
Matius 5:13-16

Setelah Yesus membuka pengajaran-Nya di bukit dengan Sabda Bahagia, Ia melanjutkan dengan menjelaskan identitas murid-murid-Nya. “Engkau adalah terang dunia.” Mengapa Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai terang dunia? Terang adalah salah satu tema penting dalam Alkitab. Kembali ke kisah penciptaan, salah satu hal pertama yang Tuhan ciptakan adalah terang. “Jadilah terang! Dan terang itu jadi (Kejadian 1:1).” Sekali lagi, mengapa terang menjadi topik penting dalam Alkitab?

Ini ada hubungannya dengan kodrat dasar manusia itu sendiri. Manusia pada dasarnya adalah makhluk cahaya atau terang. Hidup kita bergantung pada cahaya di sekitar kita. Yang paling penting adalah cahaya matahari, tetapi juga cahaya yang berasal dari sumber-sumber lain baik yang alami maupun buatan. Kita membutuhkan cahaya untuk menavigasi dunia kita. Untuk bekerja, bergerak, membaca, menggunakan gadget adalah beberapa aktivitas yang bergantung pada cahaya. Mata kita, salah satu organ yang paling kompleks dalam tubuh kita, pada dasarnya adalah reseptor (penerima) cahaya yang baik. Cahaya tidak hanya menjadi dasar untuk navigasi dan aktivitas kita, tetapi juga sangat penting untuk pertumbuhan dan fungsi biologis kita. Cahaya matahari yang tepat membantu tubuh kita menghasilkan beberapa senyawa kimia penting, seperti vitamin D dan hormon dopamin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan cahaya matahari dapat menyebabkan depresi, penurunan fungsi kognitif dan gangguan siklus bangun-tidur (ritme sirkadian).

Allah yang menciptakan kita dan juga terang, sangat mengetahui hubungan antara manusia dan terang. Oleh karena itu, Yesus menyebut kita sebagai terang dunia. Seperti halnya terang bagi tubuh kita, adalah misi kita untuk membantu orang lain di sekitar kita untuk menavigasi kehidupan mereka menuju kebahagiaan sejati (silakan cek refleksi saya minggu lalu mengenai kebahagiaan) dan bertumbuh menjadi pribadi dewasa dan kudus.

Namun, bagaimana cara kita menjadi terang dunia? Yesus memberikan jawabannya, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Mat 5:16).” Kita diharapkan untuk melakukan perbuatan baik bagi orang lain, dan perbuatan baik dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Dalam tradisi Katolik, kita memiliki tujuh karya kasih jasmani dan juga rohani. Karya-karya tersebut contohnya adalah memberi makan orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, merawat orang sakit, mengajar orang lain tentang iman, mengingatkan orang lain untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, dan mendoakan orang yang masih hidup dan yang sudah meninggal. Kita juga dapat memulai perbuatan baik kita dari rumah dan keluarga, seperti memberi makan anak-anak kita dengan makanan yang sehat, dan mengajar anak-anak kita dalam iman dan moralitas.
Namun, kita juga harus berhati-hati karena sebagai terang, godaannya adalah untuk bersinar dan menarik orang lain kepada diri kita sendiri, bukannya menuntun mereka kepada Kristus. Kita harus ingat bahwa terang kita adalah agar orang lain dapat ‘memuliakan Bapa kita yang di surga’ bukan memuliakan diri kita sendiri. Bahaya kedua adalah kita kehabisan bahan bakar. Kita merasa lelah setelah melakukan banyak pekerjaan baik. Solusinya bisa sesederhana dengan beristirahat dan tidur yang cukup, serta pola hidup yang sehat, atau mungkin kita perlu mengatur ulang prioritas hidup kita. Namun, secara rohani, kita harus ingat bahwa terang yang sejati adalah Kristus sendiri. Dia berkata, “Akulah terang dunia (Yoh 8:12).” Kita adalah terang dunia karena kita ada di dalam Kristus dan berpartisipasi dalam dan merefleksikan terang-Nya (lih. Gal 2:20). Kita tidak boleh lupa untuk menyatukan diri kita dalam terang yang sejati melalui doa-doa kita dan sakramen-sakramen kudus, terutama Ekaristi.

Roma
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

Leave a comment