Hari Raya Tritunggal Mahakudus [C]
15 Juni 2025
Yohanes 16:12-15
Misteri Tritunggal Mahakudus berada di pusat dan dasar dari iman kita karena misteri ini menyingkapkan siapa Allah kita sebenarnya. Pikiran logis kita dapat menyimpulkan bahwa hanya ada satu Allah, yaitu Tuhan yang sempurna yang menciptakan dan memelihara segala sesuatu. Namun, kita hanya bisa bergantung pada wahyu ilahi untuk memahami kebenaran yang mendalam ini. Kata “Tritunggal” memang tidak muncul dalam Alkitab, tetapi Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, menyingkapkan realitas ini. Alkitab menegaskan bahwa hanya ada satu Allah, namun secara bersamaan mengungkapkan kemajemukan (pluralitas) di dalam keesaan-Nya.

Salah satu ayat menarik yang mengisyaratkan Trinitas adalah ayat yang menyatakan keesaan Allah, “Shema Israel” (Ulangan 6:4). Ayat dalam bahasa Ibrani tersebut tertulis: “שְׁמַע יִשְׂרָאֵל יְהוָה אֱלֹהֵינוּ יְהוָה אֶחָד” (Shema Yisrael Adonai Eloheinu Adonai Echad). Alkitab Indonesia menerjemahkannya sebagai, “Dengarlah, hai Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.” Namun, terjemahan yang lebih harfiah adalah: “Dengarlah, hai Israel: Tuhan, Allah kita, Tuhan, satu.” Sungguh mengejutkan bagaimana ayat ini menyebutkan Tuhan tiga kali sebelum diakhiri dengan kata “satu”.
Ayat-ayat Perjanjian Lama yang lain juga menunjukkan kemajemukan di dalam kesatuan Allah. Sebagai contoh: Kej 1:1-2 berbicara tentang Allah yang menciptakan dengan Roh dan Sabda-Nya. Lalu Kej 1:26 menggunakan bentuk jamak bagi Allah yang satu, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Malaikat Tuhan muncul sebagai sosok yang ilahi namun berbeda dengan Allah (Kej 16:7-13; 22:11-18; Kel 3:2-6; Hak 13:18-22). Roh Allah aktif di dalam Mazmur dan para nabi (Mzm 51:11; Yes 63:10-11; 48:16; Yeh 36:26-27). Nabi Zakharia (2:10-11) bahkan berbicara tentang “dua Yahwe”. Namun, kepenuhan misteri ini baru terungkap sepenuhnya dalam Perjanjian Baru.
Salah satu ayat yang paling definitif tentang Tritunggal adalah Matius 28:19: “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.” Di sini, Yesus berbicara tentang satu nama, namun di dalam satu nama tersebut terdapat tiga Pribadi yang berbeda: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Namun, Tritunggal bukan hanya sekedar kebenaran Alkitabiah, tetapi juga merupakan anugerah yang paling berharga bagi kita. Paulus menulis, “Tidak ada seorangpun yang dapat berkata: ”Yesus adalah Tuhan“, kalau tidak oleh Roh Kudus” (1 Kor 12:3). Roh Kudus menanamkan iman di dalam hati kita, memampukan kita untuk mengakui Yesus, Putra Bapa. Roh yang sama mencurahkan pengharapan ke dalam diri kita di tengah-tengah pencobaan, terutama untuk mengakui Allah yang benar (Rm 5:3-5). Dan ketika kita mengasihi, bahkan kepada mereka yang paling sulit untuk dikasihi, kita mengambil bagian dalam kehidupan Allah Tritunggal, yang pada hakikatnya adalah kasih (1 Yoh 4:8).
Tritunggal bukan hanya sebuah doktrin yang harus diimani, tetapi sebuah misteri yang kita hayati setiap hari. Kita memasuki kehidupan Kristiani melalui baptisan Tritunggal. Sebagai umat Katolik dan Ortodoks, kita memulai doa dengan Tanda Salib, menyebut nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam Ekaristi, Roh Kudus mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus, yang dipersembahkan kepada Bapa sebagai kurban yang sempurna.
Ketika kita merayakan misteri terbesar dalam iman kita ini, marilah kita bersyukur bahwa Allah mengundang kita ke dalam kehidupan-Nya – Bapa, Putra, dan Roh Kudus – sekarang dan selamanya.
Roma
Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana kita berhubungan dengan Allah Tritunggal Mahakudus? Bagaimana kita berhubungan dengan Bapa? Bagaimana kita berhubungan dengan Yesus? Bagaimana kita berhubungan dengan Roh Kudus?
